Bertolak dr rumah mbah, sekeluarga pergi ke lokasi solat ‘eid.. rada telat kayanya.. :P ‘EID MUBARAK

16 11 2010

Selamat hari raya idul adha!!
Selamat berkurban semua.. Yang ikhlas yaaa.. 😛

-Arief Dwi Putranto-
Live from Tulungagung.. Grandmother citi.. *halah :))





:)

19 10 2010

There is no other place for me to perform
It is here and now
In this very university!!
Yeeeaahh!!!





Mentooook….

27 09 2010

Assalammu’alaikum wr. Wb.

Haduu, uda lama banget nih ga nulis. Ga tau kenapa, somehow ga kepikiran dan semangat nulis, sekalinya kepikiran idenya ga ada..

Hmm, kasian blog gw.. –”

Anyway, Ane ngucapin Minal Aidzin Walfaidzin ya semuaaa… Mohon Maaf Lahir Batin! Hehee, telat banget ya..





Sebuah Negri Bernama Indonesia

1 09 2010

Numpang copy paste tulisan temen nih.. Tulisannya bagus sih, jadi saya share di sini dh..

Sorry rada panjang nih, dinikmati aja dh ya biar ga kerasa panjangnya.. hehe

Dipost oleh: Raden Barru Danisworo @ barrupunyacatetan.blogspot.com

Sebuah Negeri Bernama Indonesia

Lihatlah kawan..
Lihatlah anggota dewan kita yang terhormat.
Gembor-gembor nasionalisme tinggi.
Banyak janji sana sini.
Pergi keluar negeri.
Bilang, “Tugas negara”.
Pulang bawa tentengan belanja.
“Gedung ini miring” kata mereka.
Minta sekian triliun.
Di desa-desa, gedung sekolah yang hampir ambruk diacuhkan saja.
Pintar bicara mereka.
Sampai-sampai kehabisan kata-kata.
Dan tertidur waktu sidang, kawan…

Lihatlah kawan…
Lihatlah mahasiswanya..
Orasi di sana sini.
“Berantas kemiskinan” kata mereka.
Tapi mereka sendiri miskin ilmu.
“Berantas korupsi” kata mereka keras.
Tapi mereka sendiri korupsi waktu kuliah mereka.
“Mana keadilan” tanya mereka lantang.
Bahkan, waktu ujian pun mereka masih suka mencontek kawan.
“Perang!!”
“Jangan jadi pengecut!!” marah mereka melihat negeri ini diremehkan.
Teriakan nasionalisme atau semangat anarkisme ?!
Tuntutan tak di setujui.
Kemudian hura-hara di sana sini.
Tak pakai otak.
Bangunan negara dirusak.
Padahal siapa bayar pajak ?!
Tertawa ha ha ha.
Berteriak merdeka.
Memerdekakan diri dari kebodohan saja belum bisa.

Lihatlah kawan.
Lihatlah generasi mudanya kawan.
Masih muda.
Penuh semangat.
Tapi tak pake otak.
Sukanya tawuran.
Masalah senggolan, jadi tawuran.
Masalah tempat tongkrongan, jadi tawuran.
Masalah wanita, jadi tawuran.
Bukan pelajaran yang dipikirkan.
Tapi daerah kekuasaan.
Masih muda.
Penuh gejolak jiwa.
Kenal narkoba.
Pertama coba-coba.
Kemudian terbiasa.
“I’m Fly” kata mereka.
Duit habis.
Minta orang tua.
Orang tua menolak.
Rasionalisme dilabrak.
Jadi maling mereka.
Dan kemudian berakhir di penjara.
Masih muda.
Coba kenal dunia.
Hedonisme ala barat jadi gaya.
Dugem.
Pindah-pindah tongkrongan tiap malam.
Seks bebas.
Kenal wanita.
Suka sama suka.
Kamarpun disewa.
Ah oh ah oh..
Teriak mereka.
Nikmat sementara dirasa.
Lupa dosa.

Lihatlah kawan..
Lihat ormas di negeri ini.
“Allahuakbar” teriak mereka keras sambil melempar batu ke ormas lain.
“Allahuakbar” seru mereka lantang.
Selantang suara knalpot motor mereka yang dierung-erungkan.
Melakukan kekerasan.
“Berjuang atas nama Islam” kata mereka.
Islam yang mana ??
Atau yang ini,
Pasukan bernama suporter sepakbola.
Yang beraninya cuma rame-rame.
Nonton bola bawa senjata.
Timnya kalah.
Kemudian berulah.
Tak pake otak.
Atau ormas yang kesukuan.
Sukanya kekerasan.
Tak jauh beda.
Tak pake otak juga.
Mana persatuan dan kesatuan yang dulu diperjuangkan pejuang-pejuang kita ??

Lihatlah kawan..
Lihatlah para pengayom masyarakat kita.
Hormat grak..
Selamat pagi pak polisi lalu lintas.
Hari ini salah apa saya ?
Helm ada.
Surat-surat pun lengkap.
“Tutup ban kamu berwarna” katanya.
Ada-ada saja.
Banyak duit.
Perut pun buncit.
Hormat grak…
Selamat pagi pak polisi.
Hari ini saya mau bikin sim.
Katanya mudah ?!
Tapi kenapa dipersusah ?!
Padahal di depan, saya baca spanduk kuning besar.
“Bukan daerah makelar kasus”.
Katanya begitu.
Tambah banyak duit.
Perutpun buncit.
Rekening ketularan buncit.
Hormat grak…
Ah..
Saya capek hormat terus pak..
Istirahat di tempat grak…

Lihatlah kawan…
Di perempatan jalan.
Anak kecil diajari mengemis.
Ada juga pemuda.
Malas bekerja.
Bisanya meminta-minta.
Di perempatan jalan.
Tin tin tin.
Bunyi klakson motor dan mobil.
Angkutan kota berhenti sembarangan.
Motor-motor sliweran tak karuan.
Ada juga mobil mewah. Keren. Tapi sayang tak tahu aturan.
Nguing nguing nguing.
Bunyi sirine polisi.
Berhenti dulu kawan.
Mobil pejabat mau lewat.

Lihatlah kawan…
Baca berita.
Si “Melon Hijau” meledak lagi.
Disana sini.
Geleng-geleng kepala.
Baca berita.
Seorang Ibu tak punya uang buat menebus obat.
Janda-janda perwira nasibnya ditelantarkan.
Maling helm ditembak mati polisi.
Maling ayam dihakimi massa.
Koruptor bebas.
Tertawa ha ha ha.
Ada pula yang di penjara.
Tapi masih bisa tertawa ha ha ha.
Di selnya ada tivi 4O inchi.

Ha ha ha.
Saya tertawa.
Alangkah lucunya negeri ini.



Tapi, lihat juga kawan…

Ada segelintir anggota dewan yang benar-benar terhormat.

Ada mahasiswa yang pake otak.

Ada segelintir ormas yang hebat.

Ada juga pemuda yang suka bekerja.

Ada segelintir polisi yang jujur.

Ada juga segelintir orang yang taat aturan dan bermoral.

Dibalik segala keterpurukannya,

Negeri ini masih punya peluang menjadi negeri yang hebat.

Percayailah kawan…

Mari kita jadi segelintir orang-orang tersebut…

Sebuah sindiran untuk mereka yang cuma bisa gembar-gembor. Mencoba ngelakuin hal-hal yang besar, tapi lupa hal-hal kecil. Pengennya ngerubah negara, tapi ngerubah diri sendiri aja belum becus. Daripada mencoba ngerubah negara, kenapa gak ngerubah diri sendiri menjadi lebih baik. Baru mencoba bangun negara.





Renungan lagi..

1 09 2010

The Prophet (s.a.w.) was asked: “When would the Hour (Doomsday) take place?” He replied: “When honesty is lost, then wait for the Hour (Doomsday).” (Hadith)

In another hadith the Prophet (s.a.w.) was asked: “How will that (honesty or trust) be lost?” The Prophet (s.a.w.) said, “When the power or authority comes in the hands of unfit persons, then wait for the Hour (Doomsday.)” (hadith)

Kira – kira Indonesia masuk dalam kategori ini bukan ya?

Kalo Indonesia masuk kategori ini, apakah kita masih bisa menyelamatkannya?

Kalo Indonesia tidak bisa diselamatkan, apakah kita akan jadi korban?

Karena itu kawan, sebelum kita menjadi korban, kita selamatkan diri kita, lalu kita selamatkan negri kita, sehingga negri kita tidak termasuk negri – negri yang diberi kerusakan didalamnya, dan senantiasa di beri Rahmat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala 😀

*(Doomsday = chaos = disorder)

**Arief Dwi Putranto: lagi demen post yang renungan – renungan.. 😛





Indonesia Updates

31 08 2010

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Udah lama juga nih saya ga ngepost, karena itu di tengah malam ini saya iseng2 lagi nulis. Tp lumayan jg, jd dapet ide bikin tag baru. Hehe 😛

Kawan2, ga kerasa sekarang udah masuk part 3 ramadhan, atau 10 hari terahir Ramadhan. Suatu session special Ramadhan, yang dasarnya memang udah special, dimana di 10 hari terahir ini Allah memberi kelebihan yang cuma diberikan ke umat di era kita saat ini. Tidak lain dan tidak bukan keistimewaan itu adalah suatu waktu istimewa, dimana ada 1 malam, yang dimana malam tersebut dinilai oleh Allah S.W.T lebih dr 1000 bulan. Saya rasa kita semua sudah tau akan itu kan?

Ngeliat keadaan di Indonesia dalam “Ramadhan part 3” ini, orang2 kok makin banyak yang demo ya? Demonya tentang menyebarkan berita kebencian sama negara tetangga dan serumpun lagi..
Sama klo ga demo, kita udah pada sibuk buka bareng dh sama temen2 + belanja.. *saya juga masih ga bisa ngindarin yg satu ini juga sih.. Hehe
Gimana menurut temen2?

Tp ya yang paling heboh tu yang demo2 itu..
Cobalah guys, kita pikir2 lagi duduk permasalahannya. Turunkan dulu tempramen kita. Cobalah bayangkan, karena banyaknya demo2 itu dan ditambah media yang lebih cenderung manas-manasin masyarakat, orang2 sekarang jadi banyak yang kemakan emosi mentah2 dh..
Terus ya yang paling parah tu sampe beberapa org dr pemerintahnya juga kebawa emosi, sampe ad usulan narik dubes lagi.. Hadeeuuuh.. -_-!!!!!
Coba pikir2 lagi dh, negara kita itu masih jauh dibawah klo kita bandingkan dengan negara2 lain di dunia Internasional. Sama Singapura aja kita ga brani apa2 kan? Pikirkanlah development negara kita dulu, development rakyat2 miskin yg selama ini jadi korban secara moral, mental, dan juga finansial.

Gimana-gimana menurut teman2? Itu tadi hipotesis bebas saya aja sih, lumayan jg jd bahan renungan + diskusi.
Peace and wassalam. 😀





PAPER BI #2

26 08 2010
  • Apakah hubungan antara financial deepening dan krisis mata uang di Indonesia?
  • Variabel apakah yang signifikan untuk mempengaruhi financial deepening di Indonesia?
  • Sejauh manakah early warning system dapat mengurangi dan mencegah dampak dari financial deepening di Indonesia dalam kaitannya dalam terjadinya krisis mata uang di Indonesia?

Kira – kita 3 poin itulah yang akan saya bahas di paper yang akan saya buat bersama Mas Dimas sebagai ketua team, dan juga Denniel. Temen – temen ada yang punya journal atau buku atau yang lain yang bisa dijadikan referensi buat kajian ini? Lagi perlu bantuan nih saya.

lastly, doain ya biar proses pembuatan papernya lancar dan di permudah oleh Allah, dan juga diterima di conference BI lagi.. hohohoho





Dapet Ilham Pagi – Pagi

25 08 2010

Pagi td gw dapet pikiran dadakan..
Jadi gini, sholat itu klo dipikir2 ya bisa jadi beban bisa juga jadi nikmat, tergantung sama kitanya sendiri (salah satu faktornya). Klo kita anggep jd beban, sholat itu bakal beneran jadi beban.. Misal, adzan ashar berkumandang pas gw baruuu aja mau tidur siang.. Karena gw ngerasa adzannya ngganggu momen2 istirahat gw, ahirnya gw nganggep shalat jd sesuatu yg membebani. Ahirnya, ditunda-tundalah shalat itu, dan menjadi beban fikiran lah shalat itu, dan ahirnya secara tidak langsung gw nganggep shalat jd beban. Pada ahirnya shalat itu bakal bener-bener jd beban waktu masa tenggang solat uda tinggal 5 menit lg, dan gw belom shalat, plus lg klo solatny ketinggalan, makin beban pikiran n dosa dh..

Sedangkan kalo sholat itu kita anggep jd sesuatu yg menyenangkan, kebutuhan rohani dan kebutuhan kita sbg umat, njalanin shalat jg jd sesuatu yg menenangkan. Misal, adzan ashar berkumandang pas gw baruuu aja mau tidur siang.. Trus karena gw begitu rindu membutuhkan sholat, ahirnya gw langsung beranjak menjalankan solat berjama’ah. Setelah itu, gw bakal merasa tenang karena kewajiban tlah terlaksana, dan hati jg jd seneng karena kebutuhan gw tlah terpenuhi. Selain itu ada juga manfaat bombastis lainnya. Jadi karena kita jalanin sholatnya dengan ikhlas, niat kita jg jd makin ikhlas, sehingga kualitas dan kekhusyukkan shalat kita jg kemungkinan besar akan meningkat. Kualitas shalat yg baik itu akan memberikan hasil setelah shalat yg lebih baik, dan kalo menurut ustadz lulusan teknik nuklir yang pernah ceramah di mesjid komplek gw, mungkin kita juga bisa dapat pahala yg lebih banyak! karena apa? Karena pahala orang shalat berjama’ah itu kan 27 kali lipat ya. 27 kali lipat itu kira2 apa ya multipliernya? Naah, kalo kata beliau, mungkin salah satu multipliernya adalah kualitas shalatnya. Jd kalo orang misalnya kualitasnya 10/10, maka pahalanya dptnya bukan 10, tp dikali 27, jadi 270! Tapi kalo kualitasnya 0, mau dikali berapa jg hasilnya 0. Ya tapi itu cuma hipotesis beliau lah. Yang tau pahala kita kan cuma Allah. Allah hu a’lam.

Hmm.. Hmm.. Jadi kira2 inilah yg pikiran yg saya dapet pagi ini.. Gimana menurut saidara-saudaro? 😀

Arief Dwi Putranto @ariefdephee.wordpress.com

Posted with WordPress for BlackBerry.





Ustadz Bimo menjawab

24 08 2010

Numpang repost tulisan temen di facebook nih.. rada panjang emang, maklum, blog gw masih baru, jadi sengaja nyari yang panjang2 biar keliatan penuh.. haha..

Nama temen gw ini Arya Bima A.K.A Mas Bimo. ketua osis waktu di SMA dulu. 😀

endjoy.. 😀

Pacaran boleh gak, bang?

by Arya Bima on Tuesday, August 24, 2010 at 12:23pm

 

Bang Zuhair, gimana nih kabar? Katanya kemarin baru pulang umroh ya? He2.. ^^

Woh.. tau dari mana? He2. Iya, kabar baik alhamdulillah. 🙂

Gimana bang di sana suasananya?

 

Adem deh pokokna mah. Apalagi perempuan2-nya pada pakai kudung ‘n jilbab. Jadi nyaman banget di jalan2nya. Ga ada gangguan dan godaan2 macam di sini.

Iya ya bang. Di sini cewe2nya nyantai banget pake pakaian2 mini. Yang pendek, yang ketat, yang tipis, semua serba mini.

 

Iya. Aneh sebenarnya. Di satu sisi mereka senantiasa bermunajat pada Allah, sholat lima waktu, puasa Ramadhan, dan ibadah2 lainnya. Tapi kayaknya sekedar menjadikan perkara Islam pada ranah privat spiritual semata. Mereka selanjutnya tidak merasa terikat dengan aturan2 Islam dalam berbagai aspek kehidupan mereka yang lainnya.

Misal nih, saya ada beberapa temen di Facebook yang mengadukan pada Allah soal problematika percintaan mereka dengan kekasih2 mereka. Pacaran gitu. Mohon pada Allah agar pacarnya langgeng, dsb.

Oh iya bang, kebetulan nih abang nyinggung2 soal pacaran. Btw pendapat abang tentang pacaran kayak gimana bang?

 

Saya lebih melihat ‘pacaran’ bukan sebagai perbuatan, melainkan sebagai suatu status yang ‘mengikat’ antara dua orang, biasanya lawan jenis.

Maksudnya ‘status yang mengikat’?

 

Status ‘pacaran’ didapat ketika terjadi ‘serah-terima’ di antara dua orang tersebut. Yang satu menawarkan, yang satu menerima. Bila sepakat kemudian, mereka akan menganggap ada ikatan di antara mereka berdua, yaitu ikatan sebagai pacar. Dengan status/ikatan pacaran, seseorang menganggap ia berhak untuk lebih tahu, mengenal, menjaga, melindungi, dan menggauli pacarnya.

Owh gitu. Trus menurut abang nih, bagaimana pandangan Islam terkait pacaran?

 

Nah, di sini kita harus membedakan antara status/ikatan dengan perbuatannya.

Pacaran sebagai status/ikatan adalah seperti yang telah dipaparkan di atas. Sedangkan pacaran sebagai perbuatan sering diidentikkan dengan aktivitas2 mesra hingga mesum, semisal mojok (khalwat), jalan bareng, ngobrol yang ga penting dan ga perlu, sampai ada yang nginep bareng hingga berzina (berhubungan seks tanpa ikatan pernikahan).

Dalam aturan Islam, laki-laki dan perempuan dalam pergaulan sosial sejatinya terpisah. Tidaklah dibenarkan antar keduanya berinteraksi kecuali memang ada urusan2 yang dibenarkan Islam untuk mereka berinteraksi, semisal pendidikan, kesehatan, dan muamalah (jual beli, kerja, dsb). Juga terkait dengan siapa mahrom dan siapa bukan, ruang khusus (privat) dan ruang umum (publik), dll.

Membahas pacaran sebagai suatu status/ikatan, maka sesungguhnya ikatan/status tersebut adalah tidak ada dalam Islam. Status/ikatan yang menjadikan hubungan intim boleh dilakukan antara sepasang laki-perempuan adalah ikatan pernikahan semata. Sedangkan pacaran sebagai perbuatan, maka perbuatan2 tersebut adalah haram, terlepas dari apakah mereka dalam ikatan pacaran atau tidak. Yang menjadikan perbuatan2 tersebut halal adalah ikatan pernikahan, bukan pacaran.

Jadi, bagaimanapun, Islam tidaklah mengenal ‘pacaran’ dalam konteks yang telah dipaparkan di atas. Dan hanya itu saya kira yang tepat dalam pembahasan istilah ‘pacaran’.

Wallahu a’lam.

Wah, gitu ya bang. Ahaha, padahal pacaran tuh asik lho bang.. 😛

 

Ye.. iya lah. Emang asik. Namanya juga melampiaskan naluri. Naluri berkasih sayang. Emang sih naluri tuh butuh tuk dipuaskan, ditunaikan, dipenuhi. Tapi tentu pemenuhan/pemuasannya mesti ngikut sama aturan2 Allah. Ya syariat Islam. Dan jalannya itu ya nikah. Ho2.

He2, iya bang. Eh btw abang sendiri pernah ga bang pacaran?

 

Woh, nanya2 yang begituan. Ntar aja kita lanjutin lagi di asrama, cuy.

Wahaha, ok2 bang. Sip. 😀

 

Ya udah kalo gitu, saya mau kuliah dulu ya. 🙂





Hello world!

22 08 2010

Assalammu’alaikum wr. wb.

Dalam rangka percobaan untuk meningkatkan produktifitas saya pribadi sebagai manusia, saya memutuskan untuk memaksimalkan account saya di blogpress ini.. Moga-moga, usaha saya kali ini bisa berjalan lebih istiqamah dari 2 blog saya sebelumnya.. (-_-!!) amiin..

Berbicara mengenai “akan dibawa kemanakah blog ini?”, itu kita liat nanti aja mood gw mau bawa ini kemana.. haha 😛

btw, thanx banget yang uda mengunjungi blog ke-3 gw ini, karena gw tau pasti cuma segelintir orang doang yang tau keberadaan blog gw ini.. 😛

wassalammu’alaikum wr. wb.

Arief Dwi Putranto

..Masih PELAJAR..